KONFLIK BATIN ORANG JAWA DALAM CERKAK “ORA ANA DALAN LIYA” REPRESENTASI BUDAYA EWUH PAKEWUH
Abstract
Permasalahan seksual pada remaja sampai saat ini menjadi permasalahan yang urgent. Sebagaimana yang diceritakan dalam cerkak “ora ana dalam liya” karangan Anastasia Suprihatin. Menceritakan realitas sosial kekerasan seksual yang dialami seorang perempuan ketika masih remaja. Pada sisi lain dalam budaya Jawa terdapat budaya ewuh pakewuh menyebabkan tidak berani berterus terang. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan konflik batin orang Jawa dalam cerkak “Ora Ana Dalan Liya” karangan Anastasia Suprihatin. Pendekatan yang digukan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Hasilnya konflik batin orang Jawa dalam cerkak “Ora Ana Dalan Liya” terlihat dalam perilaku dan bahasa yang digunakan Ratna sebagai tokoh utama, Pras dan orangtua Ratna. Bahasa yang digunakan Ratna sebagai korban kekerasan seksual menunjukkan kebimbangan, keraguan dan wujud kepasrahan. Sedangkan tokoh Pras merupakan tokoh pria yang mempunyai keteguhan, ketegasan dan tanggung jawab serta bijaksana. Temuannya adalah sebagai representasi budaya éwuh pakéwuh dalam diri Ratna ingin menutupi aib yang telah dialaminya pada masa remaja. Dengan demikian, budaya éwuh pakéwuh bisa dalam arti positif dan negatif. Permasalahan seksual seharusnya berterus terang tidak untuk ditutupi untuk dicari solusinya. Menunjukkan dalam budaya Jawa sangat kental dengan sifat éwuh pakéwuh yakni suatu sikap tidak ingin berterus terang, sungkan. Hal ini Relevan dengan filosofi dalam blangkon Jawa yang mondolannya dibelakang.
Downloads
Before going to review process, all manuscripts will be checked that they are free from plagiarism practice using "Turnitin" software. If there is an indication of plagiarism, the manuscript will instantly be rejected.