Abstract
Penafsiran al-Qur’an telah mengalami berbagai pendekatan sepanjang sejarah, salah satunya ialah pendekatan rasional yang bertujuan untuk menjembatani pemahaman agama dengan pemikiran modern. Muhammad Asad, seorang mufassir kontemporer, mencoba menafsirkan al-Qur’an dengan cara yang lebih rasional agar dapat diterima oleh masyarakat Barat yang mengandalkan logika dalam memahami konsep keagamaan. Artikel ini berfokus pada penafsiran Muhammad Asad dalam The Message of the Qur’an terkait dengan mukjizat nabi Ibrahim, yang menafsirkan hal yang diluar nalar secara alegoris atau simbolis, dan menekankan pada aspek moral. Artikel ini mengkaji pendekatan Asad dengan metode deskriptif-analitis, membandingkannya dengan tafsir klsik, serta menilai implikasi dari metode rasional yang digunakannya. Artikel ini menelaah kritik terhadap tafsir Muhammad Asad serta membandingkannya dengan sumber-sumber tafsir arus utama. Artikel ini berargumen bahwa tafsir yang dikaji mampu bertahan dari kritik yang diterimanya dan tetap layak dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam bidangnya.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.