Abstract
Abstrak: Studi ini meneliti pembangunan wilayah secara endogen sebagai upaya untuk mengembangkan potensi desa wisata, dengan fokus utama pada Desa Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pembangunan endogen didefinisikan sebagai pembangunan yang berasal dari dalam komunitas lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dan mengurangi ketergantungan pada aktor luar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data primer dan sekunder. Hasil studi menunjukkan bahwa keberhasilan Desa Nglanggeran dalam mengembangkan pariwisata berbasis komunitas tidak lepas dari peran penting kepemimpinan lokal, institusi, dan kewirausahaan. Kepemimpinan yang efektif mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal. Selain itu, keberadaan lembaga seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta dukungan dari program pemerintah dan sektor swasta melalui CSR memperkuat struktur kelembagaan dan kapasitas masyarakat. Kewirausahaan berperan dalam menciptakan peluang ekonomi baru, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan pariwisata Desa Nglanggeran tercapai melalui upaya konservasi, manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat lokal, dan dukungan sosial bagi individu yang belum terlibat dalam kegiatan pariwisata. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan pembangunan endogen dalam memberdayakan komunitas lokal dan memaksimalkan potensi sumber daya daerah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Kata Kunci: Pembangunan Endogen; Desa Wisata; Pemberdayaan Masyarakat; Kewirausahaan; Konservasi.
Abstract: This study examines endogenous regional development as an effort to develop the potential of tourist villages, with the main focus on Nglanggeran Village in Gunungkidul Regency, Yogyakarta. Endogenous development is defined as development that originates from within local communities by utilizing existing resource potential and reducing dependence on external actors. This research uses a qualitative descriptive method by utilizing primary and secondary data. The research results show that the success of Nglanggeran Village in developing community-based tourism cannot be separated from the important role of local leadership, institutions and entrepreneurship. Effective leadership encourages active community participation in environmental conservation and local economic development. Apart from that, the existence of institutions such as the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) as well as support from government and private sector programs through CSR strengthens institutional structures and community capacity. Entrepreneurship plays a role in creating new economic opportunities, reducing unemployment, and improving community welfare. The sustainability of Nglanggeran Village tourism is achieved through conservation efforts, economic benefits obtained by local communities, and social support for individuals who are not yet involved in tourism activities. This research emphasizes the importance of an endogenous development approach in empowering local communities and maximizing the potential of regional resources to achieve sustainable development.
Keywords: Endogenous Development; Tourism Village; Community Empowerment; Entrepreneurship; Conservation.
References
Hermawati, P. R. (2020). Komponen Kepariwisataan dan Pengembangan Community Based Tourism di Desa Wisata Nglanggeran. Jurnal Pariwisata, 7(1), 31-43. Retrieved from http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
Capello, R., & Lenzi, C. (2016). Capello, R., & Lenzi, C. (2016). Innovation Modes and Entrepreneurial Behavioral Characteristics in Regional Growth. Small Business Economics, 47(4), 875–893. doi:https://doi.org/10.1007/s11187-016-9741-x
Chen, S. H., Feiock, R. C., & Hsieh , J. Y. (2016). Regional Partnerships and Metropolitan Economic Development. Journal of Urban Affairs, 38(2), 196–213. doi:https://doi.org/10.1111/juaf.12183
Diez, M. A. (2002). Evaluating New Regional Policies: Reviewing the Theory and Practice. Evaluation, 8(3), 285-305. doi:https://doi.org/10.1177/135638902401462439
Fatchurrohman, L. N. (2015). Institutional Entrepreneurship Pemuda dalam Mengembangkan Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran. Jurnal Studi Pemuda, 4(2), 281-295. doi:https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.36813
Kapsalis, T. A., & Kapsalis, V. C. (2020). Sustainable Development and Its Dependence on Local Community Behavior. Sustainability, 12(8). doi:https://doi.org/10.3390/SU12083448
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2024). Desa Wisata Nglanggeran. Retrieved Juni 29 , 2024, from Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/nglanggeran
Lindberg, K., Enriquez, J., & Sproule , K. (n.d.). Ecotourism Questioned- Case Studies from Belize. Annalr of Tourism Research, 23(3), 543-562.
Maharani, T. S., Hidayati, A. N., & Habib, M. A. F. (2022). Peran pokdarwis dewi arum pulosari dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa wisata pandean berbasis bisnis kreatif. Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 4(10), 4581-4587.
Manaf , A., Purbasari, N., Dama, M., Aprilia , N., & Astuti , W. (2018). Community-Based Rural Tourism in Inter-Organizational Collaboration: How Does It Work Sustainably? Lessons Learned from Nglanggeran Tourism Village, Gunungkidul Regency, Yogyakarta, Indonesia. Sustainability, 10(7). doi:https://doi.org/10.3390/su10072142
Raagmaa, G., & Keerberg, A. (2017). Regional Higher Education Institutions in Regional Leadership and Development. Regional Studies, 51(2), 260–272. doi:https://doi.org/10.1080/00343404.2016.1215600
Robbins, D. (2005). The Origins, Early Development and Status of Bourdieu’s Concept of “Cultural Capital”. British Journal of Sociology, 56(1), 13–30. doi:https://doi.org/10.1111/j.1468-4446.2005.00044.x
Stimson, R., Stough , R. R., & Salazar , M. (2009). Leadership and Institutions in Regional Endogenous Development. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Ltd.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.